Kamis, 03 November 2011

Kombinasi Budidaya Jamur Tiram dengan Jamur Kuping

Jamur konsumsi memang ada berbagai macam jenis.  Semua jenis jamur konsumsi prospektif untuk dibudidayakan.  Ada yang di konsumsi untuk bahan makanan, obat – obatan bahkan juga ada yang dimanfaatkan sebagai bahan kosmetik.  Saat ini banyak sekali petani yang membudidayakan jamur tiram, namun sebenarnya selain jamur tiram, jamur kuping juga bisa dikombinasikan dalam budidaya bersama dengan jamur tiram.  Hal ini karena jamur kuping menggunakan media yang sama dengan jamur tiram yaitu serbuk kayu, hanya saja formula campuran medianya saja yang berbeda walaupun bisa juga dibuat sama.
Jamur Kuping (Auricularia sp.)

Kombinasi budidaya jamur tiram dan jamur kuping ini menurut saya sangat baik dilakukan mengingat sifat dari jamur tiram yang kadang kurang menguntungkan yaitu mudah sekali busuk sudah banyak juga petani yang membudidayakannya sehingga memperketat persaingan yang dapat menyebabkan panen raya jamur tiram pada suatu waktu.  Berbeda dengan jamur tiram, jamur kuping justru dapat diawetkan dengan cara dikeringkan.  Bahkan harga jamur kuping kering lebih mahal daripada yang basah.  Sehingga petani tidak perlu kuatir dengan membanjirnya jamur kuping di pasaran, karena bisa disimpan dan diawetkan untuk dijual di lain waktu.  Masa pemetikkan jamur kuping juga tidak terlalu diburu waktu, karena jamur kuping tidak mudah busuk, justru jika dilakukan penyiraman yang teratur, jamur kuping akan semakin besar. 
Masyarakat sudah banyak yang mengenal jamur kuping, sehingga dapat dikatakan pemasarannya tidak sulit.  Jamur kuping dapat diolah menjadi campuran dalam sup, capcay, bihun goreng, kripik, dan sebagainya.  Karena mudah diolah menjadi berbagai macam makanan dan khasiatnya yang baik bagi kesehatan, banyak orang yang menggemari jamur kuping ini.
Ada berbagai jenis jamur kuping yang dapat dibudidayakan, karena saya tidak suka yang terlalu teoritis maka berbagai jenis dan kandungan vitaminnya silahkan pembaca baca di buku – buku tentang jamur kuping yang ada di toko buku…he..he..he… Saya lebih suka untuk membagikan tentang hal – hal yang saya alami secara nyata dan langsung dalam usaha budidaya jamur konsumsi ini, tentu saja dengan tidak mengabaikan teori yang saya dapat juga dari buku – buku dan tuntunan dari para senior pembudidaya jamur.
Dengan membudidayakan dua jenis jamur itu diharapkan petani dapat mengatur kapan memproduksi jamur tiram dalam jumlah banyak dan kapan mengurangi produksinya namun tetap mendapatkan pemasukkan dari hasil jamur kuping.  Selamat mencoba kawan !! 

Minggu, 11 September 2011

Perawatan Baglog Jamur Tiram


Kalau kita sudah banyak membahas tentang produksi, kini saatnya kita juga bicara tetang perawatan baglog jamur tiram.  Karena jika baglog tidak dirawat dengan baik maka hasil panen jamur tiramnyapun tidak akan maksimal.  Kita mengira bahwa jumlah baglog yang kita miliki masih kurang untuk mencapai hasil produksi tertentu padahal bisa saja sebenarnya kita kurang dalam merawat baglog, sehingga baglog tidak menghasilkan jamur tiram secara maksimal.
Kebanyakan petani jamur tiram yang saya temui, mereka asyik dengan kegiatan membuat baglog dan memanennya sampai mengesampingkan perawatan baglog.  Menurut saya, hal ini juga yang mengakibatkan hasil panen jamur tiram fluktuatifnya terlalu tinggi.  Kebanyakan petani hanya berpikir menambah dan menambah terus jumlah baglog agar hasil melimpah namun tetap saja hasil jamur tiramnya bisa dikatakan tidak stabil. Banyak pada kondisi puncak saja setelah itu drop turun jauh sekali menunggu masa puncak kedua. 
Merawat baglog bertujuan agar jamur tiram dapat bertumbuh dengan baik dan optimal.  Kandungan “makanan” di dalam baglog dapat diserap habis oleh jamur tiram.  Kadang ada juga ditemui baglog yang sebenaranya masih produktif namun jamur tiram sudah tidak tumbuh lagi karena kumbungnya yang tidak mendukung bagi pertumbuhan jamur tiram. 
Faktor apa saja yang diperhatikan dalam merawat baglog :
  1. Menjaga suhu dan kelembaban kumbung agar selalu mendukung pertumbuhan jamur tiram yang optimal.
Suhu dan kelembaban kumbung yang cocok dengan pertumbuhan jamur tiram sudah banyak diulas di berbagai buku tentang budidaya jamur tiram.  Menurut literatur suhu yang cocok untuk pertumbuhan jamur tiram adalah 18oC – 20oC dengan kelembaban 80% - 85%.  Ada alat yang digunakan untuk mengetahui kelembaban dan suhu ruangan, hanya saja terkadang petani seperti saya dengan modal yang pas-pasan..hehehe…lebih banyak mengaolkasikan modal untuk pembelian bahan baku, daripada untuk investasi alat seperti itu.  Saya melakukan penyemprotan pada baglog dengan menggunakan semprotan bernozzle halus agar tidak merusak jamur tiram dan baglog.  Menyemprot ruangan dan menyiram lantai kumbung setidaknya dua kali sehari pada pagi dan sore.  Dengan penyemprotan itu maka otomatis suhu dan kelembaban akan mendekati kondisi yang sesuai dengan pertumbuhan jamur tiram, sehingga jamur tiram akan tumbuh dengan optimal.  Namun perlu diingat, jika musim hujan tidak perlu melakukan penyemprotan terlalu sering, karena kelembaban alami sudah tinggi, jika penyiraman dilakukan terlalu sering pada musim hujan, maka jamur tiram akan terlalu basah dan terlalu banyak mengandung air sehingga cepat busuk dan kualitasnya jelek.
  1. Menjaga kebersihan Kumbung
Kebersihan kumbung perlu dijaga.  Tempat yang bersih akan membuat jamur tiram terhindar dari serangan penyakit, sehingga jamur tiram dapat tumbuh dengan baik.  Lantai kumbung perlu dibersihkan dari kotoran-kotoran seperti serpihan-serpihan baglog, potongan bonggol jamur tiram serta pembersihan dinding kumbung.
  1. Menjaga serangan hama perusak.
Hama pada jamur tiram antara lain adalah :
    1. serangga seperti kecoa yang memakan tubuh buah jamur tiram.  Cara mengatasinya adalah menjaga kebersihan kumbung, membuang baglog yang sudah tidak produktif karena baglog itu sering menjadi rumah bagi kecoa.  Membasmi kecoa bisa dengan pestisida organik, saya tidak menyarankan dengan pestisida anorganik, karena berbahaya bagi manusia atau bisa juga kita secara rutin menata ulang baglog secara terjadwal, sehingga kecoa yang besembunyi diantara baglog dan rak bisa terlihat dan langsung dibunuh secara manual.
    2. Tikus juga merupakan hama bagi budidaya jamur tiram, namun tikus hanya menyerang baglog karena memakan biji jagung atau biji 0 bijian lainnya yang menjadi bibit jamur tiram.  Solusinya ganti bibit jamur tiram dengan yang menggunakan serbuk gergaji, sehingga tikus tidak merusak baglog lagi.
    3. Ulat .  Biasanya ulat dibawa oleh serangga dalam bentuk telur yang hinggap di baglog.  Cara pembasmian jika memang masih belum terlalu banyak serangannya bisa dilakukan secara manual namun bila sudah terlalu banyak bisa dilakukan dengan penyemprotan pestisida organik dan membuang baglog yang sudah terserang dan menjadi tempat hidup ulat.
    4. Serangga yang terbang seperti lalat terkadang bisa juga membawa telur yang jika menetas dan menjadi larva dapat merusak jamur tiram dan baglog.  Sebenarnya pencegahan bisa saja dilakukan dengan mencegah masuknya serangga ke dalam kumbung dengan cara menutup lubang ventilasi dengan kasa, namun terkadang ada saja serangga yang dapat masuk kedalam kumbung.  pasang saja petrogenol untuk mengurangi serangan lalat buah, karena biasanya serangga yang menyebarkan larva yang merusak baglog dan jamur adalah lalat buah.
  1. Membersihkan baglog dan penataan ulang di rak
Baglog yang sudah mengalami 2-3 kali panen biasanya pertumbuhan jamur tiramnya sudah mulai menurun.  Oleh karena itu ring yang masih menempel di baglog perlu dilepas dan buka permukaannya selebar mungkin agar kontak dengan udara bisa maksimal, sehingga pertumbuhan jamur menjadi maksimal. Ada juga petani yang langsung membuka ring dan plastik bagian ujung baglog pada saat awal pertumbuhan dengan tujuan agar pertumbuhannya langsung banyak. Hal itu sama saja, tergantung cara masing-masing.  Salain itu baglog yang sudah lama namun masih produktif biasanya sudah agak kemps dan lebih ringan, agar tetap rapi bisa disusun ulang sekaligus juga untuk membersihkan persembunyian kecoa.

Itu dulu yang bisa saya bagikan tentang perwatan baglog jamur tiram agar pertumbuhan jamur tiram tetap optimal, intinya jika kita merawat dengan baik apa yang kita pelihara, kita tidak hanya memanfaatkannya saja, mengambil hasilnya saja tanpa mau merawatnya, maka hasilnya tidak akan bagus.  Mari kita juga menganggap Jamur tiram sebagai sahabat kita, merawat dengan hati dan kasih sayang, karena dari dialah kita juga mendapatkan nafkah.  Selamat menjadikan jamur tiram sebagai sahabatmu.

Kamis, 11 Agustus 2011

Kerupuk Jamur Tiram

KERUPUK JAMUR TIRAM GURIH, LEZAT DAN SEHAT

TANPA BLENG, PENGAWET, PEWARNA 
DAN PENYEDAP RASA

HARGA Rp. 6.500/150 GRAM

BAGI RESELLER /AGEN : HARGA KHUSUS !!

PEMESANAN HUBUNGI :08567020137

SATU BUNGKUS KRUPUK MENTAH BISA JADI SEGINI LHO...!!!


BUUAAANYAAAAKKKK KAN .............. !!!! HEHEHEHE....

Proses Penanaman - Inokulasi

Proses penanaman bibit jamur tiram pada baglog merupakan tahap akhir dari proses pembuatan baglog jamur tiram.  Pada tahap ini, penanaman perlu dilakukan dengan baik dan bersih agar tidak terjadi kontaminansi pada baglog.  Yang dimaksud dengan bersih disini adalah tempat penanaman dan juga semua alat yang digunakan termasuk penanam bibit ke baglog harus dijaga kebersihannya.  Alat-alat yang dibutuhkan adalah :
  1. Kertas koran
  2. Ring/cincin. Ring dapat dibuat dari bambu atau pipa paralon diameter 2-2,5 in yang dipotong-potong
  3. Bibit jamur tiram
  4. lampu spirtus
  5. korek api
  6. alat penghancur bibit (biasanya dibuat dari jeruji bekas ban sepeda)
  7. karet gelang
  8. semprotan sparyer
Potongan kertas koran, karet gelang dan ring/cincin


Spirtus dan sprayer
 
    Langkah-langkah penanaman :
      • Ruangan tempat penanaman harus dalam keadaan bersih.  sebelum penanaman sebaiknya ruangan tersebut disemprot dengan spirtus menggunakan sprayer. hal ini bertujuan untuk menyeterilkan ruangan tempat penanaman dari kontaminan.
      • Tangan penanam harus disemprot juga dengan spritus sebelum melakukan penanaman agar steril.
      • buka tutup kertas dan kapas pada botol bibit, bakar ujung botol diatas lampu spirtus selama kurang lebih 1 menit.

      • Alat penghancur bibit dibakar di atas lampu spirtus sampai kurang lebih 3 menit. biarkan dingin kemudian gunakan untuk menghancurkan bibit yang ada di dalam botol.

      • masukkan bibit pada baglog kurang lebih 5 buah, masukkan ring dan tutup dengan kertas koran dan karet.  Pemasukkan bibit ke dalam baglog dilakukan secepat mungkin agar kontak dengan udara luar minimum sehingga dapat menghindari kontaminasi.
      •  Pada saat penanaman, usahakan bibit diletakkan dekat dengan lampu spirtus untuk menjaga tetap steril.  setidaknya dapat mencegah kontaminan menempel pada ujung botol.

      Pemasangan Ring pada baglog

      Tutup dengan kertas koran dan ikat dengan karet gelang
      •  simpan baglog di ruang inkubasi selama kurang lebih 30 hari.  
      Itu langkah-langkah penanaman secara singkat yang dapat saya bagikan, semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca sekalian.

        Minggu, 17 Juli 2011

        PEMASARAN JAMUR TIRAM

        Pemasaran merupakan ujung tombak dalam kegiatan wirausaha, karena dari menjual produk kitalah, kita dapat memperoleh penghasilan atau pemasukkan.  Bisa dikatakan bahwa sebenarnya kita bisa mudah memproduksi barang atau jasa sesulit apapun namun masalahnya, pada umumnya kita mengalami kesulitan dalam menjualnya.  Lebih parah lagi ada juga orang yang memulai usaha hanya ikut-iktuan karena sedang tren tanpa memperencanakan bagaimana nanti menjual produknya.  Hal semacam ini hampir sama dengan usaha budidaya jamur tiram.  Pada saat media gencar memberitakan tentang usaha jamur tiram yang sangat prospektif, masyarakat banyak yang “latah” langsung saja ikut membudidayakan jamur tiram tanpa memperhitungkan aspek pemasaran, akibatnya….jamur tiram melimpah di pasaran.  Bukan hanya harga jamur yang turun tapi lebih parah lagi, pasar sudah tidak mampu menyerap jamur tiram lagi alias over supply.

        Sebagai pelaku usaha budidaya jamur tiram yang serius, bukan asal-asalan, kita harus siap menghadapi fenomena over supply.  Hal ini pasti terjadi beberapa bulan sekali, walaupun dalam kurun waktu yang singkat sekitar 10 – 15 hari, itu pengalaman di kota saya.  Beberapa langkah yang saya lakukan bisa bertahan disaat terjadi banjir jamur adalah
        1. Bangun jaringan pemasaran yang baik.
        Jalin hubungan yang baik dengan beberapa pelanggan.  Jangan hanya dengan satu pelangggan, karena sangat rentan jika kita hanya tergantung pada 1 pelanggan, pada saat pelanggan tersebut sudah tidak mampu menampung produk kita, kita akan bingung kan?

        1. Jamur tiram harus berkualitas baik.
        Hal ini wajib hukumnya…hehehehe…saya mengalami beberapa kali retur dari pelanggan karena jamur tiram sudah layu saat dijual di pasar, hal ini karena jamur tiram yang saya petik terlalu tua, sehingga tidak tahan lama.  Saya mengikuti saran dari beberapa petani jamur lain bahwa jamur tiram yang dipetik jangan terlalu tua, agar tahan lama dan pemetikkannya sebisa mungkin paling lama 3 jam sebelum dijual ke pasar.

        1. Jaga kontinyuitas
        Kalau hal yang ini, saya juga masih belajar dan berusaha untuk tetap menjaga kestabilan pasokan jamur tiram ke pelanggan.  Hal ini sangat diperlukan agar pelanggan tidak segera hijrah ke petani lain saat kita tidak dapat memasok jamur.  Salah saru cara untuk menjaga kestabilan pasokan jamur adalah dengan bekerja sama dengan petani lain untuk bersama-sama memasok jamur.

        1. Brand
        Nah..untuk ini rupanya perlu juga…merk juga diperlukan dalam usaha jamur tiram.  Merk berfungsi agar produk kita mudah dikenali oleh para konsumen, selain itu dengan adanya merk maka usaha kita terlihat lebih bonafit dan dapat dipercaya.  Kalau perlu buat kaos dengan gambar (merk) usaha kita, sehingga secara tidak langsung kita juga melakukan promosi murah dengan memakainya ke mana kita pergi. Ooya..untuk merk di produk yang dijual di dalam plastic, cukup sederhana saja, dengan kertas label yang distempel juga sudah cukup.

        1. Layani Komplain dengan baik
        Adakalannya kita mendapat komplain atau retur karena jamur kita jelek.  Kalau sudah seperti itu…ya kita terima saja dan jika perlu kita ganti dengan jamur yang baru dan jangan lupa meminta maaf atas kesalahan yang kita lakukan. 

        Itu yang bisa saya bagikan kepada teman-teman petani jamur tiram, semoga bermanfaat dan saya sangat mengharapkan para petani jamur yang lain untuk komen atau memberikan masukkan juga tentang hal ini, agar kita bisa saling melengkapi. Semoga sukses.

        Senin, 27 Juni 2011

        Budidaya Jamur Tiram Perlu Strategi

        Ternyata bukan cuma perang yang perlu strategi, usaha budidaya juga perlu strategi (hehehe...kayanya serius amat ya?!)). Setelah pembudidaya berkutat dan "berperang" dengan kontaminan yang menyerang baglog jamur, kemudian berperang dengan serangan hama yang merusak buah jamur, ternyata masih ada satu lagi tugas yang harus dipikirkan, yaitu waktu penjadualan produksi baglog agar hasil panen jamur tiram nantinya tidak over dalam arti hasil panen banyak tapi permintaan sedikit karena bersamaan dengan waktu dengan kondisi tertentu, misalnya libur sekolah, lebaran, dan lain-lain.

        Pengalaman saya, hal seperti diatas sering sekali terjadi karena pembudidaya asyik membuat baglog tanpa memperhitungkan waktu panennya, malah sampai tidak memperhitungkan kestabilan hasil panennya, alhasil jamur membludak pada saat yang tidak tepat sehigga banyak yang diretur oleh pengepul karena tidak laku dan pada saat kebutuhan banyak justru hasil panen jamur menurun drastis. Contoh nyata pada bulan ini, rekan-rekan pembudidaya sedang banyak-banyaknya panen jamur, tetapi permintaan menurun, menurut penjual di pasar hal ini disebabkan oleh libur sekolah sehingga permintaan menurun. Saya sendiri juga belum begitu memahami korelasi antara permintaan jamur dengan libur sekolah, dugaan saya karena orang tua sedang banyak pengeluaran untuk biaya anak-anaknya masuk sekolah baru dan karena libur, jamur yang biasa diolah menjadi jajanan di sekolah juga ikut libur (mungkin...hehehehe...).

        Pada bulan puasa biasanya permintaan jamur tinggi, namun sepertinya hal ini juga sudah banyak diketahui oleh sesama pembudidaya jamur sehingga kemungkinan pada saat ini pembudidaya sedang ngebut produksi baglognya agar pas di bulan puasa panen. Ada kemungkinan bisa banjir jamur dan harga turun atau bahkan retur, bagi pembuat baglog jika harga jamur turun sampai kisaran Rp.6.000,-/kg mungkin masih tetap untung walaupun tipis, namun bagi yang beli baglog bisa dikatakan rugi. 

        Pada intinya dalam produksi baglog kita juga harus jeli dalam melihat dan memperkirakan 1-2 bulan kedepan bagaiamana keadaan pasar jamur. Selain itu pembudidaya juga perlu untuk menjalin komunikasi dengan sesama pembudidaya jamur lainnya agar dapat diketahui berapa banyak baglog yang diproduksi, sehinga dapat memperkirakan jamur yang akan beredar di pasaran lokal dengan juga melihat kapasitas pasar yang biasa kita geluti. Akan lebih baik lagi juga pembudidaya juga bisa mempunyai kemampuan untuk mengembangkan produk olahan jamur. Mari kita atur Strategi..jreng..jreng..!!! 

        Kamis, 23 Juni 2011

        Pupuk Organik

        Pupuk Organik dari Limbah Baglog Jamur Tiram


        Baglog jamur tiram yang sudah tidak produktif dapat diolah menjadi pupuk organik dengan memanfaatkan mikroorganisme efektif (EM4) untuk mendekomposisi limbah baglog menjadi pupuk organik.

        Jamur Tiram

        Jamur Tiram dari Jamur Perwira Netto 1 ons/ kemasan
        Di daerah kami, Purbalingga, permintaan jamur tiram untuk pasar tradisional dikemas dalam plastik ukuran 15 x 20 cm dengan ketebalan 0,5 mm dan netto 1 ons. Walaupun ada juga yang menjual dengan netto dibawah 1 ons dan harga sama dengan yang kami produksi, namun kami tetap menjaga kualitas produk kami karena kami menjaga kepercayaan yang diberikan oleh konsumen kepada kami.  Selain itu jamur yang kami jual adalah jamur segar yang masih muda sehingga lebih tahan lama dan terjaga kesegarannya. Khusus untuk produk kami, kemasan kami beri merk Jamur Perwira dan kami berikan kolom nomor telpon untuk penjual yang mau mencantumkan nomornya sehingga pesanan akan selalu melalui penjual.  Hal ini agar tercipta hubungan yang baik antara kami, para produsen jamur, dengan para penjual jamur di pasaran.  Terima kasih kepada para penjual jamur yang telah bekerjasama dengan kami.

        Kamis, 16 Juni 2011

        Proses Sterilisasi

        Proses Sterilisasi baglog (media jamur) merupkan proses yang sangat penting dalam kegiatan produksi jamur tiram.  Proses ini sering kali menjadi "tertuduh" klo baglog terkontaminasi,hehehe...padahal proses yang lain jg sama pentingnya. Pada intinya pada semua proses dalam kehiatan produksi harus selalu dijaga kebersihannya.  Pada proses sterilisasi memang bisa menjadi penentu apakah pembuatan baglog akan berhasil atau tidak, sebab pada proses inilah seharusnya semua bibit kontaminan mati sehingga bibit jamur tiram dapat bertumbuh dengan baik dan sempurna.


        Jika pada pembudidaya jamur yang sudah besar kapasitas produksinya, mereka pada umumnya sudah menggunakan oven untuk strerilisasinya, namun untuk pembududaya yang masih kecil seperti saya, masih bisa menggunakan drum, sistemnya hampir sama, yaitu menggunakan steam (uap panas).
        Penataan baglog dalam drum

        secara teori, suhu untuk sterlilisasi adalah 100 derajat celcius selama 5-6 jam.  Tapi karena terlalu repot untuk beli termometer segala..langsung ja dicoba berdasarkan pengalaman n tanya sana-sini sesama pembudidaya jamur dan jangan sungkan untuk berguru kepada senior hehehe...

        Dalam pengalaman saya, akhirnya saya mendapatkan patokan yang pas.  Untuk sterilisasi dengan menggunakan drum, saya mengisinya maksimal 110 baglog dengan menghabiskan 1 tabung gas lpg 3 kg.  Mungkin juga pembudidaya yang lain punya patokan lain, bisa juga kita share, cuma klo saya pada patokan itulah keberhasilan bisa mencapai 95-98%.  

        Kompor gas dengan api sedang
        Cara sterilisasinya adalah ; drum yang akan kita gunakan untuk sterilisasi sebelumnya diberi saranyan yang terbuat dari bambu atau kayu. ukuran tingginya kurang lebih 10 - 15 cm.  Drum diisi dengan air sebanyak 15 liter (ember cat besar).  Setelah itu masukkan plastik yang berbentuk tabung dengan diameter 1 m.  Biasanya di toko-toko plastik dijual, ketebalan plastik 0,8 mm.  panjang plastik 1,5 m sudah cukup.  Setelah itu baru masukkan sarangan dan susun baglog dengan bagian atas menghadap ke bawah.
        Kemudian ikat dengan rapat dan lapisi dengan terpal atau spanduk bekas, maklum memanfaatkan barang bekas..hehehehe... Kompor dan regulator yang digunakan untuk sterilisasi adalah kompor gas dan regulator yang biasa digunakan oleh tukang mie ayam atau nasi goreng, bisa kita dapatkan di toko - toko besi karena barang-barang itu sudah banyak pemakainya sehingga banyak toko yang juga menjualnya.  Pada saat pemasakkannyapun, nyala api perlu diatur, sebab jika terlalu besar nyalanya, sterelisasi akan berlangsung kurang sempurna, gas keluar terlalu banyak sehingga cepat habis, padahal bibit kontaminan belum semuanya mati karena suhu yang terlalu cepat turunnya.  Sebaiknya api diatur nyala sedang, agar suhunya konstan, biasanya dengan nyala api sedang, gas akan bertahan selama 6 - 8 jam.   Selamat mencoba !!