Senin, 06 Agustus 2012

Kerupuk Jamur Tiram

Produk organik. Enak, gurih dan sehat.
Tanpa bahan pengawet dan penyedap rasa.
Order via telp / sms : 08567020137 - wawan



Rabu, 25 Juli 2012

RAK BAGLOG DARI TALI RAFIA

Membaca postingan temen petani jamur di Grup PPJI di FB tentang rak baglog jamur dari tali rafia, saya jadi penasaran dan ingin untuk mencobanya. Saya lalu mempraktekannya di kumbung "Jamur Perwira" saya.
Rak yang saya buat mengikuti ukuran rak bambu y sudah ada sebelumnya. Panjang rak 3 meter, tinggi tiang 2 meter. Ada 4 tiang yang saya gunakan untuk menyangga 1 btg bambu sepanjang 3 m tadi.  ukur tali rafia sepanjang 4 m untuk kemudian di lipat sama panjang,sehingga panjangnya jadi 2 m. Untuk 1 baris susunan baglog di butuhkan 2 tali seperti ukuran tadi. Ikatkan sebagai gantungan baglog di bambu y panjang 3 m tadi, sehingga membentuk sebuah gantungan. Setiap 3-4 tumpukan baglog, ikat tali gantungan agar tali menjepit baglog. Mungkin dengan melihat gambar,akan lebih mudah dipahami.
Rak Gantung dari Tali Rafia

Untuk ukuran baglog 17 x 30 cm,dg ukuran rak 2 x 3 m, dapat menampung -/+ 230 baglog. biaya yang dibutuhkan juga lebih murah dari biaya pembuatan rak bambu,mengingat harga bambu di daerah saya mencapai Rp. 10.000/batang. Padahal untuk membuat rak dengan kapasitas yang sama bisa menghabiskan biaya sebesar Rp.30.000.
Kekurangan rak model ini adalah, penataan baglog yang lebih "ribet" dari rak biasa dan kesulitan jika akan mengambil baglog y ada di bagian tengah susunan. Tapi itu bisa diatasi dengan kesabaran dari petani..hehehe..
Saya ucapkan terima kasih kepada teman petani jamur dan grup PPJI atas berbagi ilmunya. Semoga tulisan ini juga bisa bermanfaat bagi teman - teman petani jamur. Selamat berkarya,tetap semangat dan semoga sukses !!

Rabu, 06 Juni 2012

"DIBUANG SAYANG"

"Dibuang sayang"..itu istilah yang saya pakai untuk baglog yang gagal produksi, biasanya karena baglog yang kontaminasi oleh jamur liar, bibit mati, ddiserang hama, dsb.  Namanya petani yang belum expert, setiap produksi pasti ada saja baglog yang gagal alias miselium tidak merambat dengan sempurna bahkan mati.  baglog yang seperti ini sebenarnya masih bisa digunakan dan sayang juga kalo cuma dibuang.
baglog terkontaminasi

Banyak juga teman - teman petani yang bertanya, bisa ga sih kalo baglog yang gagal produksi dipake lagi, istilahnya daur ulang, walaupun sebenarnya kurang tepat juga sih..tapi memang kata "daur ulang" ini yang enak juga dipakai..hehehe...Beberapa teman juga ada yang sudah mencoba dan ternyata berhasil.  karena saya juga penasaran, maka saya juga ikut mencoba.  setelah melalui beberapa percobaan, akhirnya, saya bisa membuat baglog jamur tiram "daur ulang".

Sekedar share dengan teman - teman, yang saya lakukan untuk men-"daur ulang" baglog yang gagal adalah saya kembali menggunakan formula dedek, gips dan kapur sama seperti pada serbuk kayu yang masih baru, hanya saja tidak ditambah air lagi. Selanjutnya, prosesnya sama dengan pembuatan baglog seperti biasa.  Tapi jangan lupa, faktor kualitas bibit, sterelisasi, inokulasi juga harus tetap diperhatikan

Pengalaman dari petani yang lain pasti juga berbeda dengan cara saya, mari kawan-kawan, kalo ada pengalaman bisa di share untuk memperkaya pengetahuan dalam usaha budidaya jamur tiram.  Salam sukses.