Jamur Tiram ( Pleurotus sp.) merupakan jamur konsumsi yang pada habitat aslinya (di alam) tumbuh di batang - batang pohon yang sudah mati. Jamur ini menyerap selulosa pada kayu sehingga pada akhirnya kayu tersebut menjadi lapuk. Pada dasarnya, jamur tiram dapat tumbuh di semua jenis kayu, kecuali pada kayu yang bergetah. Di alam, pertumbuhan jamur tiram tidak dapat di perkirakan, bahkan cenderung bersifat musiman, biasanya pada musim hujan atau pada tempat - tempat tertentu yang lembab. Oleh karena itu, karena jamur tiram mempunyai nilai ekonomis yang cukup baik, maka orang mulai berusaha membudidayakan jamur ini.
Saya pernah membaca sejarah awal budidaya jamur tiram, namun saya lupa apa nama bukunya, jika tidak salah, orang Jepanglah yang mulai membudidayakan jamur tiram ini. Pada awalnya, potongan batang kayu dilubangi dan ditanami bibit jamur tiram, namun mungkin cara ini masih kurang praktis, sehingga ada cara lain yang sampai saat ini juga masih digunakan, yaitu dengan membuat baglog yang menyerupai batang kayu, yaitu dengan memasukkan serbuk kayu ke dalam kantong plastik dan dipadatkan.
Serbuk kayu yang digunakan untuk media jamur tiram pada umumnya merupakan limbah dari industri penggergajian kayu (saw mill). Kita perlu berhati - hati dalam memilih serbuk yang merupakan limbah dari saw mill ini, karena banyak juga serbuk kayu yang tercemar minyak solar yang pada umumnya digunakan sebagai pelumas untuk bilah gergajinya. Jamur Tiram tidak dapat tumbuh pada serbuk kayu yang tercemar minyak solar ini. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menghilangkan kandungan solar pada serbuk kayu, namun saya sendiri belum pernah mencoba karena belum pernah mengalaminya hehehehe...,dari beberapa informasi antara lain dengan cara merendamnya dalam air selama 24 jam (serbuk masih dalam karung)...membayangkannya saja kayanya repot banget ya....ada pepatah mengatakan "lebih baik mencegah daripada mengobati" oleh karena itu, sebaiknya sebelum kita membeli serbuk kayu, check dulu asal serbuknya agar kita tahu bagaimana keadaan serbuk kayu itu.
Jenis kayu yang digunakan dapat dari jenis pohon apa saja, asal jangan pohon yang bergetah seperti pinus, dsbnya. Di daerah saya jenis kayu yang digunakan adalah dari pohon sengon / alba (Paraserianthes falcataria). Karena memang jenis kayu ini yang paling banyak dijumpai dan didapatkan. Saya sendiri belum pernah mencoba jenis kayu keras seperti jati, mahoni, dsbnya. Namun dari beberapa informasi, kayu keraspun dapat digunakan, memang perbedaannya adalah kecepatan merambat miseliumnya, namun ada yang bilang, karena kayu keras massa kayunya lebih berat, baglog lebih panjang umurnya dan hasil jamurnya lebih banyak (berat). Saya sendiri belum pernah menelitinya.
Saya rasa ini hanya ini yang saya dapat bagikan kepada teman - teman semua tentang media jamur tiram, saya juga mengharapkan teman - teman sesama pembudidaya jamur tiram dapat memberikan tanggapan bahkan masukkan mengenai media jamur tiram. Tentang formula akan saya tampilkan di posting selanjutnya.