Ternyata bukan cuma perang yang perlu strategi, usaha budidaya juga perlu strategi (hehehe...kayanya serius amat ya?!)). Setelah pembudidaya berkutat dan "berperang" dengan kontaminan yang menyerang baglog jamur, kemudian berperang dengan serangan hama yang merusak buah jamur, ternyata masih ada satu lagi tugas yang harus dipikirkan, yaitu waktu penjadualan produksi baglog agar hasil panen jamur tiram nantinya tidak over dalam arti hasil panen banyak tapi permintaan sedikit karena bersamaan dengan waktu dengan kondisi tertentu, misalnya libur sekolah, lebaran, dan lain-lain.
Pengalaman saya, hal seperti diatas sering sekali terjadi karena pembudidaya asyik membuat baglog tanpa memperhitungkan waktu panennya, malah sampai tidak memperhitungkan kestabilan hasil panennya, alhasil jamur membludak pada saat yang tidak tepat sehigga banyak yang diretur oleh pengepul karena tidak laku dan pada saat kebutuhan banyak justru hasil panen jamur menurun drastis. Contoh nyata pada bulan ini, rekan-rekan pembudidaya sedang banyak-banyaknya panen jamur, tetapi permintaan menurun, menurut penjual di pasar hal ini disebabkan oleh libur sekolah sehingga permintaan menurun. Saya sendiri juga belum begitu memahami korelasi antara permintaan jamur dengan libur sekolah, dugaan saya karena orang tua sedang banyak pengeluaran untuk biaya anak-anaknya masuk sekolah baru dan karena libur, jamur yang biasa diolah menjadi jajanan di sekolah juga ikut libur (mungkin...hehehehe...).
Pada bulan puasa biasanya permintaan jamur tinggi, namun sepertinya hal ini juga sudah banyak diketahui oleh sesama pembudidaya jamur sehingga kemungkinan pada saat ini pembudidaya sedang ngebut produksi baglognya agar pas di bulan puasa panen. Ada kemungkinan bisa banjir jamur dan harga turun atau bahkan retur, bagi pembuat baglog jika harga jamur turun sampai kisaran Rp.6.000,-/kg mungkin masih tetap untung walaupun tipis, namun bagi yang beli baglog bisa dikatakan rugi.
Pada intinya dalam produksi baglog kita juga harus jeli dalam melihat dan memperkirakan 1-2 bulan kedepan bagaiamana keadaan pasar jamur. Selain itu pembudidaya juga perlu untuk menjalin komunikasi dengan sesama pembudidaya jamur lainnya agar dapat diketahui berapa banyak baglog yang diproduksi, sehinga dapat memperkirakan jamur yang akan beredar di pasaran lokal dengan juga melihat kapasitas pasar yang biasa kita geluti. Akan lebih baik lagi juga pembudidaya juga bisa mempunyai kemampuan untuk mengembangkan produk olahan jamur. Mari kita atur Strategi..jreng..jreng..!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar