Rabu, 06 Juni 2012

"DIBUANG SAYANG"

"Dibuang sayang"..itu istilah yang saya pakai untuk baglog yang gagal produksi, biasanya karena baglog yang kontaminasi oleh jamur liar, bibit mati, ddiserang hama, dsb.  Namanya petani yang belum expert, setiap produksi pasti ada saja baglog yang gagal alias miselium tidak merambat dengan sempurna bahkan mati.  baglog yang seperti ini sebenarnya masih bisa digunakan dan sayang juga kalo cuma dibuang.
baglog terkontaminasi

Banyak juga teman - teman petani yang bertanya, bisa ga sih kalo baglog yang gagal produksi dipake lagi, istilahnya daur ulang, walaupun sebenarnya kurang tepat juga sih..tapi memang kata "daur ulang" ini yang enak juga dipakai..hehehe...Beberapa teman juga ada yang sudah mencoba dan ternyata berhasil.  karena saya juga penasaran, maka saya juga ikut mencoba.  setelah melalui beberapa percobaan, akhirnya, saya bisa membuat baglog jamur tiram "daur ulang".

Sekedar share dengan teman - teman, yang saya lakukan untuk men-"daur ulang" baglog yang gagal adalah saya kembali menggunakan formula dedek, gips dan kapur sama seperti pada serbuk kayu yang masih baru, hanya saja tidak ditambah air lagi. Selanjutnya, prosesnya sama dengan pembuatan baglog seperti biasa.  Tapi jangan lupa, faktor kualitas bibit, sterelisasi, inokulasi juga harus tetap diperhatikan

Pengalaman dari petani yang lain pasti juga berbeda dengan cara saya, mari kawan-kawan, kalo ada pengalaman bisa di share untuk memperkaya pengetahuan dalam usaha budidaya jamur tiram.  Salam sukses.

3 komentar:

  1. proses daur ulangnya apa bisa menghasilkan baglog baru yang bagus, gimana hasilnya ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. salam kenal mas uddin,
      maaf bru bls komennya. klo pengalaman saya,hslnya bgs, spt bglog y tdk kntam.

      Hapus