Sabtu, 14 Mei 2011

Menjaga Kestabilan Kuantitas Pasokan Jamur

Saking asiknya membuat baglog jamur tiram, saya sampai lupa untuk menjaga kestabilan kuantitas hasil panen.  Beberapa waktu yang lalu saya masih penasaran dengan produksi baglog yang masih tinggi kegagalannya karena kontaminan, setelah kontaminan bisa ditekan produksi terus-terusan.  Teman-teman lain di Jamur Perwira yang sudah lancar produksinya juga asik memproduksi baglog tanpa menghitung kapasitas kumbung. Begitu kumbung penuh, dan waktunya ganti baglog, baru terasa pasokan jamur ke pelanggan berkurang drastis, padahal biasanya pasokan selalu banyak. Hal ini yang jarang petani perhitungkan, yaitu menjaga kestabilan pasokan jamur. Akibatnya bisa fatal, pelanggan yang kekurangan jamur bisa beralih ke pemasok lain.

Petani juga perlu belajar pengaturan produksi yang disesuaikan dengan kapasitas kumbung selain juga memperhitungkan kapasitas produksi. Jika kapasitas kumbung kita adalah 1000 baglog, bukan berarti langsung diisi 1000 baglog. Kalau seperti itu, memang pada beberapa saat kita akan mengalami panen yang berlimpah namun dalam waktu yang singkat pula hasil panen akan menurun dan bahkan tidak panen sama sekali pada saat baglog sudah kadaluarsa dan harus diganti.
Petani yang membeli baglogpun seperti itu, jika memang akan diisi langsung maksimal kapasitas, setidaknya petani harus mengadakan kontrak dengan pihak pemasok baglog sehingga pada saatnya penggantian baglog lama, baglog baru sudah siap dikirim, namun pasti tidak akan langsung tumbuh kan?

Pengalaman saya, sebaiknya kumbung diisi setengah kapasitas, misalnya, kapasitas kumbung 1000 baglog, diisi 500 baglog, begitu baglog 1 tadi mulai full miselium dan panen I, produksi 250 baglog (2), pada saat baglog 2 sudah full, produksi 250 baglog lagi, begitu seterusnya, sehingga pada produksi baglog yang ke 4 untuk menggantikan baglog 1. Dengan pengaturan seperti itu diharapkan hasil panen bisa stabil dan jika ada penurunan atau kenaikan, tidak terlalu signifikan. Namun yang perlu diperhatikan disini adalah karena 1 kumbung berisi baglog yang berbeda fasenya, maka perlu dijaga kebersihannya dan pengaturan penataan, sebab untuk pembentukkan tubuh buah jamur, perlu suhu rendah dan kelembapan yang tinggi, sedangkan pertumbuhan miselium perlu suhu tinggi 27-30 derajat C dan kelembapan rendah.

Namun jika petani mampu membuat dua kumbung..waahh...ga usah mikir repot-repot deh..hehehe...lebih mudah tentunya dalam pengaturan produksinya. Semoga Sukses !!  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar